Jumat, 24 Desember 2010

Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu ?

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa suatu hari ada seorang sahabat bertanya pada Nabi SAW, “Ya Rasul, siapakah yang lebih layak aku muliakan?” Rasulullah menjawab, “Ibumu”. Pertanyan itu diulang-ulang. Dan jawaban Rasulullah tetap sama sampai tiga kali. Baru kemudian yang keempat jawabannya adalah “Ayahmu”. Dalam hadist lain Rasulullah juga menyebutkan bahwa surga itu berada di bawah telapak kaki ibu.

Yang kemudian menjadi pertanyaan saya adalah, ibu / wanita yang seperti apakah yang layak memiliki surga di bawah telapak kakinya?

Melihat kenyataan sekarang ini, betapa banyak ibu-ibu yang meninggalkan bayinya dengan sebotol susu kaleng demi mengejar kariernya. Atau tak mau menyusui putra-putri mungilnya karena tak ingin bentuk tubuhnya menjadi tidak ideal. Atau menjajakan tubuhnya di tepi-tepi jalan atau di tempat prostitusi dengan alasan ekonomi atau apapun itu (bahkan ini sudah dilakukan pula oleh para ABG!!!). Atau sengaja mengeksploitasi tubuhnya melalui berbagai media dengan bangganya.

Semua fakta ini, dan banyak fakta lainnya, menjadikan saya bertanya seperti di atas. Ditambah lagi, dalam suatu waktu, Rasulullah juga pernah mengingatkan para wanita agar banyak-banyak bersedekah, karena beliau mengetahui bahwa sebagian besar penghuni neraka adalah para wanita. Bagaimana hadist ini dikonfrontierkan dengan hadist tentang kemuliaan wanita yang tersebut di atas?

Pada dasarnya wanita memang memiliki kelemahan akal (bukan berarti bodoh). Dalam arti, wanita lebih banyak menimbang segala sesuatu dengan perasaannya, bukan akalnya. Padahal seringkali perasaan itu menipu. Perasaan membawa kesubjektifan. Akal membawa keobjektifan. Kesubyektifan ini menjadikan wanita mengukur segala sesuatu dari sudut pandang dirinya sendiri. Artinya, sesuatu bisa menjadi benar ketika hal itu “cocok” atau sesuai atau “sreg” dengan perasaannya. Dan menjadi salah ketika perasaannya mengatakan demikian. Bukan lagi berpatokan pada aturan yang berlaku, norma, atau pandangan umum manusia (objektif).

Banyak wanita tertipu oleh perasaannya, yang menjadikan dirinya tertipu pula oleh dunia. Menganggap dunia ini adalah surga. Memperturutkan hawa nafsunya (bukan berarti lelaki tidak). Inilah yang kemudian menjadikan wanita banyak yang masuk neraka. Dan Rasulullah menyarankan agar banyak-banyak bersedekah, supaya pahala sedekah itu dapat menutup dosa-dosanya.

Kita juga pernah mendengar, bahwa kesuksesan seorang lelaki tak lepas dari wanita di belakangnya, dan kemalangan seorang lelaki juga tak lepas dari wanita di belakangnya (yang kedua ini mungkin jarang kita dengar). Atau ungkapan lain, kokoh dan tegaknya suatu negara terletak di tangan wanita-wanitanya, dan kehancuran suatu negara juga terletak di tangan wanita-wanitanya. Ungkapan-ungkapan ini rasanya memang tepat. Wanita-wanita yang baik akan mempengaruhi lelaki-lelakinya untuk berbuat baik, dan begitu pula sebaliknya.

“Sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang salihah” Begitu sabda Nabi SAW. Inilah kiranya wanita yang memiliki surga di telapak kakinya. Wanita salihah. Mereka adalah wanita-wanita yang mampu menjaga diri dan kehormatannya (dan kehormatan suaminya), menundukkan pandangan, menjaga lisan, mengingat Allah di setiap langkahnya, mengutamakan keluarganya di atas ambisi dan kepuasan pribadinya, menyayangi dan mencintai karena Allah.

Mereka-mereka ini tidak silau oleh segala keglamoran dunia yang menipu. Mereka punya keinginan-keinginan, tetapi mereka selalu menimbang dan mengukur atas dasar kebutuhan yang riil, ridha suami dan ridha Allah. Mereka memiliki jiwa altruisme yang tinggi. Mereka mendengarkan nurani mereka berbicara. Mereka meneteskan keringat dan air mata, mencurahkan cinta dan sayangnya untuk suami dan putra-putrinya, ayah dan ibunya. Mereka menciptakan generasi-generasi yang luhur dan bermental baja. Mereka mendengar, patuh, dan taat manakala diberi nasihat atau teguran. Mereka bukan wanita yang lemah dan pasrah. Mereka wanita yang tegar, kuat dan tabah menghadapi badai sekeras apapun, ombak sebesar apapun. Mereka adalah wanita yang senantiasa memohon kepada Allah di setiap shalatnya, kebaikan-kebaikan bagi keluarganya. Mereka melihat dengan mata hatinya. Mereka berpikir dengan qalbunya.

Mereka inilah wanita-wanita salihah. Mereka-mereka inilah yang diberi titipan surga oleh Allah di bawah telapak kakinya.

Ibuku sayang, masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah, penuh nanah
Seperti udara, kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas…
Ibu…
(Iwan Fals – Ibu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar