Jumat, 03 Desember 2010

Popularitas, Pentingkah?

Akhir-akhir ini sering kita jumpai orang-orang tergiur dengan sesuatu yang bernama popularitas. Lihat saja, di televisi misalnya, muncul berbagai tayangan, program, acara, yang menonjolkan sisi popularitas. Mulai ajang pencarian bakat, jodoh, reality show, dan sebagainya. Alih-alih bertujuan untuk menunjukkan kemampuan / kelebihan seseorang yang sebenarnya, acara-acara seperti ini disinyalir hanya bertujuan untuk mengekspos diri ke khalayak ramai.


Segmennya pun bermacam-macam. Bukan hanya untuk anak kecil atau anak muda saja, namun sampai kehidupan rumah tangga, rahasia pribadi pun dikorek-korek, diobrak-abrik. Sebuah contoh sebuah program dimana pembawa acaranya menghipnotis “mangsa”nya. Sang ‘mangsa” ini lalu dikorek-korek rahasia pribadinya. Disaksikan di depan umum lagi!! Pun demikian, ketika diberi kesempatan untuk menayangkan atau tidak menayangkan rekaman yang memuat aib dirinya, sang “mangsa” ini tidak keberatan. Padahal ia tahu, acara ini nantinya akan disaksikan jutaan mata!!


Lagi, dimana kehidupan rumah tangga dibongkar habis. Permasalahan-permasalahan yang terjadi dipaparkan secara blak-blakan di depan kamera. Benar atau tidak, nyata atau sekedar drama, tetap saja jutaan mata menyaksikannya, meng-image-kannya. Atau, tentang ajang pencarian bakat. Ribuan orang mendaftar. Padahal banyak diantara mereka yang jelas-jelas tidak punya kemampuan di bidang itu. Lalu apa yang dicari? Sebagian mengatakan, itu adalah jalan pintas untuk menjadi populer!


Tampaknya kepopuleran memang sedang digandrungi banyak orang dewasa ini. Tidak hanya mereka-mereka yang baru belajar mengenal kehidupan, atau para selebritis yang sengaja mencari sensasi agar mereka semakin banyak order, tetapi juga orang-orang yang sudah banyak mengenal merah hitam kehidupan. Orang-orang tua, tokoh-tokoh, cendekia, bahkan para pejabat maupun penjahat!


Tak bisa dipungkiri, dikenal oleh banyak orang memang sesuatu yang menyenangkan. Itu sudah fitrah kita sebagai manusia. Tetapi yang perlu kita perhatikan adalah, apakah cara agar kita dikenal itu sudah benar? Apakah dikenal oleh banyak orang itu menjadi sebuah jembatan, ataukah tujuan? Apakah kita dikenal oleh orang banyak itu karena hal-hal yang kita lakukan adalah hal-hal yang baik? Atau apa?


Well, apapun itu, mestinya yang kita dahulukan adalah nilai perbuatan kita. Bahwa kita melakukan hal-hal yang benar, baik, memenuhi tugas dan tanggung jawab kita, menunaikan amanah yang dibebankan kepada kita, ikhlas, memanfaatkan segala sesuatu yang dianugerahkan kepada kita untuk hal-hal yang mulia. Jika itu sudah kita lakukan, populer atau tidak populer, bukanlah lagi menjadi fokus kita. Bagaimana?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar