Sabtu, 29 Januari 2011

Drama

Membaca Novel Angel & Demons karya Dan Brown membuat saya menyadari sesuatu. Drama. Ya. Betapa banyak drama dalam kehidupan kita. Dengan akhir yang bahagia, klise, atau pun penuh tanda tanya.

Angel & Demons menceritakan salah satu drama yang paling memilukan menurut saya. Mengapa? Karena drama itu tercipta dari sebuah misi. Yang konon misi itu adalah ditujukan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Demi mendekatkan diri kepada Tuhan, demi sebuah cita-cita agar umat kembali kepada Tuhannya, seorang pastor rela menciptakan sebuah bencana. Yang di dalamnya terdiri dari berbagai peristiwa, pilu, mengorbankan banyak nyawa.

Ironi rasanya. Tujuan mulia harus dilalui dengan cara yang sadis. Inilah sebabnya saya mengatakan bahwa drama yang terjadi dalam Angel & Demons adalah salah satu drama yang paling memilukan.

Namun demikian, drama ini membuka mata saya, bahwa betapa dekat cerita itu dengan realita kehidupan kita, atau realitas berbagai peristiwa di dunia sejak dulu. Salah satu drama mengerikan yang belum terlalu lama terjadi adalah tragedi 9/11. Berbagai analisis dan pengamatan menyebutkan bahwa 9/11 adalah sebuah skenario yang dirancang Yahudi untuk memojokkan Islam. Seolah-olah Islam lah yang melakukan terorisme itu. Seolah-olah Islam adalah agama yang merusak. Ajaran yang berisi permusuhan, kebencian dan sebagainya.

Dan ternyata skenario ini cukup berhasil. Di seluruh penjuru dunia, orang Islam dimusuhi (terutama Islam yang minoritas). Mereka dibenci, diserang, diperlakukan tidak adil, dilecehkan, seolah-olah menjadi Muslim adalah sama dengan menjadi seorang penjahat, seorang yang hina.

Namun semua tindakan permusuhan terhadap Islam tersebut tidak dibalas oleh masyarakat Muslim. Memang ada sejumlah tindakan radikal yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Muslim tertentu untuk membalas perlakuan tidak adil yang mereka terima. Namun hal ini segera dimentahkan oleh Muslim lainnya. Bahwa tindakan perusakan, radikalisme, yang dilakukan sejumlah kelompok Islam garis keras itu bukanlah cerminan sikap seorang Muslim. Bahwa Muslim sejati tidak akan melakukan kekerasan. Apalagi terhadap orang yang tak berdosa. Bahkan kepada masyarakat yang jelas-jelas berbuat zalim. Lihat saja contoh Nabi SAW ketika beliau diludahi, dimusuhi, dilempari batu oleh masyarakatnya. Beliau justru berdoa, “Ya Allah, maafkanlah kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak tahu.”

Yang kemudian terjadi adalah masyarakat dunia menjadi bertanya-tanya, sebenarnya seperti apa sih sesungguhnya Islam itu? Lalu berbondong-bondonglah orang mempelajari Islam. Lalu berduyun-duyunlah orang masuk Islam. Muslim-muslim baru ini ternyata akhirnya menjadi orang-orang yang paling perduli, paling membela Islam ketika Islam diserang. Subhanallah. Hal ini yang (mungkin) tidak diprediksi dalam skenario Yahudi untuk menghancurkan Islam.

Jauh sebelumnya, pendirian Negara Israel juga merupakan sebuah drama. Konon, bertahun-tahun skenario itu dibangun. Mulai pemilihan lokasi, strategi, waktu, sarana dan seterusnya. Lalu mulailah orang-orang Israel membeli tanah di tepi-tepi negeri Palestina dan sekitarnya. Lalu mulailah mereka mengisolasi warga Palestina di dalamnya. Lalu mulailah senjata-senjata didatangkan. Lalu mulailah invasi itu. Lalu mulailah segala kekacauan di Palestina yang tak juga berhenti sampai detik ini.

Holocoust juga sebuah drama. Pembunuhan JF. Kennedy juga drama. Pengucilan Iran dan Korea atas proyek nuklirnya juga drama. Westernisasi di berbagai Negara di dunia juga drama. Berlian darah di Afrika juga drama. Rendahnya moralitas masyarakat Barat juga drama. Munculnya berbagai sekte sesat di seluruh dunia juga drama. Reformasi di Indonesia juga drama. Dan masih banyak lagi drama-drama di dunia.

Banyak diantara drama-drama itu ditulis dan disutradarai oleh Yahudi. Ini yang saya acungi jempol. Dalam arti, betapa mereka memang orang-orang jenius di dunia ini. Sayangnya kejeniusan mereka ini tak lebih digunakan untuk membuat kerusakan dan kekacauan di dunia. Tapi kita tak perlu khawatir. karena bagaimanapun sempurnanya sebuah skenario yang disusun oleh manusia, selama itu digunakan untuk kejahatan / keburukan, suatu saat Allah pasti akan menghancurkannya. Dalam Al Qur'an juga disebutkan bahwa mereka (Yahudi) akan mengalami kemenangan dan berakhir dengan kekalahan mereka. Yang menjadi pertanyaan saya adalah, jika selanjutnya adalah giliran kita (Muslim) untuk mengemban amanah memerintah bumi ini, apakah kita telah siap untuk memerintah dunia dengan keadilan, sebagaimana yang telah dijalankan oleh Nabi Saw dan Khulafaur Rasyidin?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar