Rabu, 24 November 2010

Nama

Gajah mati meninggalkan gading
Harimau mati meninggalkan belang
Manusia mati meninggalkan nama

Itu adalah salah satu ungkapan yang mungkin sering kita dengar ketika kita masih sekolah. Diantara “peninggalan” diatas, manakah yang lebih baik, gading, belang, ataukah nama? Ya, tentu saja peninggalan berupa “nama” adalah yang lebih baik. Mengapa demikian?

Gading atau belang adalah sebuah peninggalan fisik. Suatu saat ia akan hancur dan musnah. Tetapi “nama”, ia dapat hidup abadi sepanjang masa. Ia bisa diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Yang membuat “nama” menjadi spesial adalah perbuatan yang dilakukan oleh si empunya nama ketika dia masih hidup. Lihat saja, dalam Islam jelas ada nama Rasulullah Muhammad SAW, Khulafaur Rasyidin dan sederet nama shahabat-shahabiyah menempati urutan teratas yang terpatri dalam ingatan kita. Di Indonesia, ada sejumlah nama yang selalu kita kenang, seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir, Pangeran Diponegoro, Cut Nya Dien dan sebagainya.

Mereka terus dikenang bukan karena peninggalan fisik, melainkan karena perbuatan mereka. Kita senantiasa merasa mempunyai ikatan dengan mereka, baik berupa cinta, kekaguman, rasa terima kasih dan sebagainya.

Tak perlu jauh-jauh, saya pun mengenang sejumlah nama dalam kehidupan saya. Tidak selalu mereka sudah meninggal. Yang masih hidup pun juga tetap saya kenang dan saya hargai. Mereka meninggalkan sesuatu yang begitu berkesan bagi saya. Dan itu adalah teladan dan nasihat.

Ada diantara sahabat saya yang mengenalkan saya kepada Islam secara lebih jauh, mengajarkan ketekunan dan keistiqomahan. Ada yang mengajarkan kepada saya shalat secara berjamaah di masjid, sehingga saya senantiasa rindu menanti waktu jamaah shalat. Ada yang mengajarkan kepada saya tentang keberanian dalam hidup, atau bahkan menundukkan diri sendiri. Dan banyak lagi. Mereka adalah orang-orang yang berjasa dalam hidup saya. Mereka manusia biasa, sering salah dan lupa. Saya kadang-kadang juga tetap merasa jengkel kepada mereka. Tetapi itu tidak membuat penghormatan saya kepada mereka, kenangan saya kepada mereka, menjadi berkurang. “Nama-nama” itu akan selalu saya kenang. Nama-nama itu akan tetap menjadi sesuatu yang bercahaya dalam kehidupan saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar