Kamis, 20 Desember 2012

Pandangan Yang Membentuk Diri



Dalam sebuah acara, saya bertemu dengan seorang teman beserta putri kecilnya yang baru berusia dua tahun. Saya menyapanya dan mencoba mengajak bicara pada putri kecilnya. Putri kecil itu memandang saya sebentar lalu memalingkan pandangannya ke arah lain yang mungkin lebih menarik perhatiannya. Tetapi kemudian teman saya, ibunya, mengatakan bahwa putrinya seorang penakut. Apalagi jika berada di tempat yang ramai seperti itu. Saya tercenung sejenak. Tiba-tiba saya merasa saya harus meluruskan pandangan teman saya tersebut.

Kita semua tahu bahwa anak kecil adalah seorang peniru yang terbaik. Pertama kali ia memandang dunia, mendengar, merasa, berkata, semua diperolehanya dari lingkungannya. Dia merekam semuanya. Lalu menirukannya sebaik mungkin. Setiap perkataan, tingkah laku seseorang akan menarik perhatiannya. Itulah sebabnya seorang anak kecil senantiasa menjadi makhluk yang selalu ingin tahu, selalu ingin mencoba. Tak heran pula bila kemudian kita jumpai ada seorang anak kecil tapi ia begitu menjengkelkan, kata-katanya pedas, atau sebaliknya ia begitu penurut, ramah, dan sebagainya. Semua itu adalah pengaruh lingkungan awal yang membentuknya.

Lingkungan awal ini terutama adalah lingkungan keluarga, orang tuanya, atau siapapun yang mengasuh dan merawatnya. Demikian pula dengan perkataan orang tua, pandangan, tingkah laku, sikap. Seorang anak secara sadar ataupun tidak sadar merekam dalam memorinya. Dalam contoh kasus dengan teman saya dan putrinya tersebut, seorang anak yang “diberi label” penakut oleh orang tuanya, maka ia akan tumbuh sebagai anak yang penakut. Demikian pula jika anak dikatakan sebagai pemberani, pemalu, nakal, sopan, pintar, baik hati, dan seterusnya. 

Pandangan-pandangan itu menjadi sugesti yang luar biasa bagi pertumbuhan mental seorang anak. Ketika ia dikatakan sebagai penakut, maka otak bawah sadarnya secara otomatis akan mengatakan bahwa “saya ini penakut. Saya takut terhadap segala sesuatu…”. Ini mengakibatkan seorang anak tak akan berani berbuat sesuatu untuk mengubah hidupnya. Ia akan mencari zona aman, sekalipun itu tak nyaman. Ia ingin melakukan sesuatu untuk mengubah kondisi dirinya yang tak nyaman, tetapi bisikan-bisikan bahwa dia seorang penakut, membuatnya selalu mundur untuk melakukan sesuatu.

Sebaliknya, seorang anak yang dari kecil selalu dipandang sebagai anak yang sopan, ramah, maka dalam perjalanan hidupnya ia akan senantiasa memposisikan dirinya sebagai orang yang sopan dan ramah. Semua itu berjalan tanpa kita sadari. Kelihatannya memang sepele, tetapi sesungguhnya pandangan-pandangan kita terhadap anak akan membentuk dirinya ketika dewasa.  Maka mulai sekarang, jika Anda punya anak, atau dekat dengan anak, berpandanglah positif terhadap anak tersebut. Berpikirlah bahwa ia anak yang hebat, luar biasa, dan pastikan anak itu tahu kalau Anda memandangnya demikian. Ucapkan kata-kata yang baik, bersikap yang baik, agar ia selalu menerima sugesti positif tersebut, sehingga suatu saat anak itu akan menjadi anak yang baik, yang luar biasa, seperti yang Anda harapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar